perbedaan bakteri heterotrof

 

Perbedaan Bakteri Heterotrof dan Autotrof


Manusia tidak bisa terlepas dari mikroorganisme yang hidup di dalam tubuhnya, salah satunya adalah bakteri. Dimana ada yang bakteri yang bermanfaat bagi tubuh dengan berperan dalam proses pencernaan, menjaga imun, hingga mempertahankan keseimbangan. Tetapi ada juga yang merugikan dan menimbulkan penyakit. Tapi tahukah kamu bahwa ada bakteri yang disebut heterotrof dan autotrof? Apa ini dan apa perbedaannya?

Bakteri adalah makhluk hidup mikroskopis, yakni makhluk hidup yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang dan membutuhkan alat bantu mikroskop. Berdasarkan cara mendapatkan makanannya, maka bakteri dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri heterotrof dan bakteri autotrof. Lalu apa perbedaannya?

Bakteri Heterotrof

Bakteri heterotrof yaitu bakteri yang tidak dapat membuat zat makanannya sendiri dan mendapatkan makanan dari organisme lain. Bakteri heterotrof dapat hidup sebagai saprofit, parasit ataupun patogen.

Bakteri saprofit mendapatkan makanan atau nutrisi dari sisa-sisa organisme yang telah mati. Contohnya, Escherichia coli, Thiobacillus denitrificans, Methanobacterium ruminatum, dan Desulvovibrio desulfuricans.

Bakteri parasit mendapatkan makanan dari organisme yang ditumpanginya atau inang. Contohnya famili Treponemataceae yang merupakan parasit pada vertebrata dan manusia serta famili Spirosetaceae yang merupakan parasit pada usus Pelecypoda.

Sementara itu, bakteri merupakan bakteri parasit yang menyebabkan penyakit pada inangnya. Contohnya, Treponema palidum, Vibrio cholereae, Salmonella typhi, dan Clostridium tetani.

Bakteri Autotrof

Berbeda halnya dengan bakteri heterotrof yang tidak bisa membuat zat makanannya sendiri, maka bakteri autotrof merupakan bakteri yang dapat membuat zat makanannya sendiri. Bakteri autotrof dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan sumber energinya yaitu fotoautotrof dan kemoautotrof.

Bakteri fotoautotrof menggunakan energi matahari dalam pembuatan makanannya. Contohnya; Bacteriochlorophyll yang memiliki pigmen hijau dan bakteri Bacteriopurpurin (bakteri ungu) yang memiliki pigmen katotenoid.

Sementara itu, bakteri kemoautotrof yaitu bakteri yang memperoleh energi dari reaksi-reaksi kimia untuk menyusun bahan anorganik menjadi senyawa organik. Reaksi kimianya terjadi melalui oksidasi senyawa anorganik sederhana (misalnya; nitrit, nitrat, dan sulfida). Contoh bakteri kemoautotrof yaitu Nitrobacter, Nitrosococcus, Nitrosomonas, Thiobacillus, dan bakteri belerang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Pencemaran Limbah Industri

KESADARAN BERBANGSA